Mensagens do blog por Hasan Basri

Todo o mundo

Ada satu momen yang nggak pernah aku lupain seumur hidup—waktu akhirnya kaki ini menginjak Tanah Suci di bulan Juni 2026. Setelah bertahun-tahun cuma bisa lihat Ka’bah lewat layar handphone, saat itu semua terasa nyata. Suhu siang memang terik, tapi hati ini adem banget. Langit Makkah biru bersih, kota suci itu baru saja melepas jutaan jamaah haji, dan kini suasananya lebih tenang, lebih khusyuk.

Aku berangkat setelah Idul Adha, waktu di mana kota Makkah mulai lengang dari hiruk-pikuk jamaah haji. Juni 2026 itu memang bulan yang istimewa—cuaca panasnya menantang, tapi justru bikin ibadah terasa lebih berkesan. Tidak sepadat Ramadhan, tapi tetap penuh keberkahan. Rasanya seperti punya ruang lebih untuk benar-benar berdialog dengan Allah سبحانه وتعالى, tanpa terburu-buru.

Yang paling berkesan adalah momen thawaf pertama. Malam itu Masjidil Haram tidak sepadat biasanya. Aku bisa berjalan dengan ritme yang tenang, mengucap doa dengan suara lirih tapi jelas, dan setiap langkah terasa seperti percakapan pribadi dengan Sang Pencipta. Di situlah aku benar-benar memahami keutamaan umrah—bahwa ibadah ini bukan sekadar perjalanan spiritual, tapi juga bentuk penyucian diri, momentum untuk kembali jernih setelah penatnya dunia.

Sebelum akhirnya berangkat, perjalanan ini dimulai dari satu niat kecil: menabung. Aku bukan orang kaya. Tapi aku percaya, rezeki untuk ibadah itu selalu datang dari arah yang tak disangka-sangka. Setiap bulan aku sisihkan sedikit—kadang cuma Rp500 ribu, kadang lebih. Aku juga mulai jualan kecil-kecilan online. Semua demi satu tujuan: bisa melaksanakan umrah di waktu terbaik. Dan ternyata, Allah سبحانه وتعالى memang Maha Mendengar.

Waktu riset biaya, aku sempat kaget karena ternyata biaya umrah Juni 2026 justru lebih terjangkau dibandingkan musim padat seperti Desember atau Ramadhan. Banyak travel yang kasih promo karena kondisi Makkah sedang tidak terlalu ramai. Biasanya paket lengkap—tiket, hotel, visa, dan transportasi—bisa didapat mulai dari Rp32 jutaan. Buatku, itu bukan sekadar angka, tapi wujud dari kerja keras dan doa yang terus dipanjatkan setiap malam.

Kalau kamu juga punya mimpi yang sama, percayalah—memulai itu kuncinya. Bikin rekening khusus tabungan umrah. Kurangi pengeluaran kecil yang sering bocor tanpa sadar. Misalnya ngopi tiap hari di kafe bisa diganti bikin kopi sendiri di rumah, hasilnya bisa disimpan. Dalam setahun, kamu bakal kaget lihat jumlah yang terkumpul.

Saat itulah aku nemu satu platform yang bantu banget: Pusat Umroh. Mereka nggak cuma jual paket perjalanan, tapi juga beneran ngebantu dari tahap niat sampai keberangkatan. Mulai dari panduan menabung, pengurusan visa, sampai pendamping ibadah di Tanah Suci. Salah satu penawaran unggulannya adalah umroh Juni 2026, di mana jamaah bisa menikmati suasana tenang paska haji, plus harga yang lebih bersahabat. Semua diatur dengan detail, jadi jamaah bisa fokus pada ibadah, bukan ribet urusan teknis.

Jujur, pengalaman ini mengubah banyak hal dalam hidupku. Sepulang dari sana, aku jadi lebih sabar, lebih sadar bahwa setiap doa dan langkah kecil punya makna besar. Umrah itu bukan cuma soal pergi jauh, tapi tentang mendekat—kepada Allah سبحانه وتعالى, kepada makna hidup yang sejati.

Kalau kamu masih menunggu waktu yang “pas”, percayalah: waktu terbaik itu bukan nanti, tapi ketika hatimu sudah siap. Dan buatku, Juni 2026 adalah bukti nyata bahwa siap itu bukan soal cukup uang, tapi cukup tekad dan keyakinan.

Jadi, kalau kamu juga punya mimpi ke Tanah Suci, jangan cuma ditulis di bucket list. Mulai sekarang, siapkan langkah kecilmu. Karena siapa tahu, tahun depan kamu yang akan bercerita tentang perjalanan umroh Juni 2026 versimu sendiri—cerita yang mungkin akan mengubah hidupmu selamanya.